Senin, 29 Agustus 2011

DESAIN SISTEM RUMAH SAKIT


1.      Desain Input Pendaftaran
Input pendaftaran berfungsi menangkap data daftar periksa dan data pasien apabila status pasien baru dan apabila ada perubahan pada data pasien. Perekaman data pasien sangat diperlukan dalam sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi atau laporan tentang pasien atau kunjungan pasien serta menjadi komponen dalam dokumen rekam medis. Dari input pendaftaran dapat dihasilkan kartu indek utam pasien (KIUP) dan KIB.

Gambar Formulir desain input pendaftaran:


2.       Desain Input Periksa Medis
Input periksa medis yang terdiri antara lain data status pasien, pemeriksaan fisik, diagnosa, kode icd akan merekam data-data hasil periksa dokter yang mempunyai nilai penting bagi kesinambungan pelayanan kesehatan lebih lanjut karena berisi tentang riwayat penyakit apabila pasien telah melakukan kunjungan beberap kali ke rumah sakit. Dari perekaman data-data tersebut dihasilkan laporan seperti laporan penyakit melalui diagnosa dan kode penyakit serta laporan lain yang dapat dihasilkan dari masinga - masing komponen input.
               

3.       Desain Input Resep
Input resep menangkap data-data tentang obat-obat yang diberikan pada pasien, dokter yang memberikan, pasien yang diberi resep.
Penangkapan data tersebut penting bagi kelengkapan dokumen dalam hal ini adalah dokumen rekam medis yang khususnya menunjukkan kronologi pengobatan yang dijalani oleh pasien dan pengobatan yang telah diberikan sehingga memberikan inforrmasi bagi dokter pemberi pelayanan medis dalam memberikan pengobatan lanjut pada pasien.


4.       Desain Input  Permintaan Periksa Penunjang (PPP)
Input permintaan periksa penunjang menangkap data permintaan penunjang dari unit rawat jalan. Input permintaan penunjang diperlukan saat pasien dalam pemeriksaan dokter diperlukan pemeriksaan penunjang menurut pemeriksaan dokter sebagai informasi pendukung dalam penetuan pengobatan dan diagnosis.

5.       Desain Input Pemasukan Hasil Periksa Penunjang (PHPP)
Input pemasukan hasil periksa penunjang manghasilkan data-data hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan pasien. Data-data tersebut amat diperlukan dokter dalam pemberian pelayanan medis, karena hasil periksa penunjang menjadi salah satu komponen pendukung dalam pelayanan medis rawat jalan poliklinik penyakit dalam yang berguna dalam penentuan pemberian pelayanan yang tepat untuk pengobatan dan diagnosa yang tepat pula.


Desain Sistem Pelayanan Rumah Sakit:
a.      Kebutuhan Pasien
Harapan pasien dari sebuah pelayanan kesehatan adalah diberikannya service yang cepat dan nyaman. Tingkat mobilitas pasien yang tinggi menuntut adanya komunikasi dan pelayanan yang cepat antara pasien dan institusi kesehatan, yang kemudian antara pasien dengan dokter. Hal ini sebenarnya bisa menggunakan fasilitas telepon, atau biar lebih keren, bisa menggunakan teleconference. Tidak perlu mendebatkan alat komunikasi mana yang lebih cocok, yang terpenting adalah pendokumentasiannya.

b.      Kebutuhan Pihak Rumah Sakit
Jika dilihat dari sudut pandang user, dalam hal ini adalah pihak rumah sakit, mereka tentu menginginkan sebuah sistem yang ideal, istimewa, dapat menghandle semua transaksi yang ada, sehingga tak ada kata terlambat pada pembuatan laporan masing-masing pelayanan ataupun pada pengiriman Rekap Laporan (RL 1 - 6) ke dinas kesehatan setempat oleh Sub-bagian Rekam Medis, bahkan mungkin, poli tak perlu lagi melakukan sensus harian, karena setiap laporan akan tercetak otomatis atau terkirim otomatis. Jika benar-benar diaplikasikan, maksud saya SDM pihak rumah sakit bersedia menggunakan sistem yang ada dan sistem tersebut benar-benar BENAR, jelas akan banyak mengurangi beban kerja semua komponen di rumah sakit itu sendiri, atau mungkin, malah menambah beban kerja perawat dalam menginput hasil pemeriksaan ke sistem. Pada akhirnya semua tergantung desain sistem itu sendiri yang dibatasi oleh kemampuan user dalam mengoperasikan sistem, hal-hal yang berhubungan dengan hukum Indonesia yang menyangkut autetikasi dsb, atau juga kemampuan pengembang dalam membuat sistem yang sesuai dengan permintaan user.

c.       Kemampuan Pihak Pengembang
Sampai saat ini, sudah banyak pihak pengembang yang menawarkan berbagai macam solusi untuk kebutuhan sistem informasi rumah sakit. Dari perorangan sampai yang bermain dibelakang badan usaha (CV/ PT). Kelemahan pengembang adalah belum mengetahui rumah sakit itu sendiri. Karena kebanyakan pengembang adalah lebih dulu menguasai komputer daripada sistem rumah sakit, sehingga perlu adanya penghubung antara pihak pengembang dan rumah sakit. Istilah kerennya System Analyst, orang yang tahu tentang rumah sakit dan sistem yang akan dibuat. Bukan bermaksud iklan, tapi sejauh yang saya ketahui, orang-orang rekam medis (apalagi rekam medis UGM, halah) adalah yang cukup tahu tentang administrasi rumah sakit dan sedikit banyak tahu tentang per-komputer-an. Namun tidak menutup kemungkinan dokter ataupun perawat.

d.      Batasan sistem
Untuk memetakan permasalahan dan mempersempit ruang gerak perancangan sistem, perlu dibuat batasan-batasan yang tidak perlu dicakup oleh sistem. Lebih baik tahapan desain sistem memakan waktu yang lebih lama daripada terjadi huru-hara ketika proses pembuatan. Komunikasi yang intensif-pun perlu dijaga antara kedua pihak. Pihak rumah sakit menjelaskan secara gamblang apa yang mereka inginkan dan memberikan secara detil apa yang mereka harapkan. Batasan-batasan-pun perlu dibahas antara keduanya, seperti :
1.      Tidak menghilangkan fungsi dan peran dokter dan perawat dalam melakukan pemeriksaan.
2.      Tidak mengurangi/ menghilangkan ke-otentikan berkas rekam medis. Masalah otentikasi pernah menjadi bahan debat antar kelompok ketika dulu kuliah Kapita Selekta. Kemudian saya mengarahkan ke masalah security sistem, bahwa tidak ada sistem yang benar-benar aman, halah, sok-sok an. Yang jelas, masalah ini cukup penting menyangkut fungsi rekam medis di hadapan hukum. Lembar-lembar rekam medis yang perlu dijaga ke-autentikasi-annya antara lain :
·         Lembar RMK (Ringkasan Masuk-Keluar)
·         Lembar Resume
·         Catatan Perawat
·         Hasil Pemeriksaan Lab/ Radiologi
·         Lembar Inform Consent
·         Laporan Operasi
e.       Kemampuan Sistem
Secara global, sistem yang ideal tentu dapat mengurangi beban kerja masing-masing unit pelayanan. Secara detil (meskipun tidak keseluruhan), dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Dapat mengurangi beban kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam medis. Sub-bagian rekam medis memang sub-bagian yang paling direpotkan dengan berkas rekam medis. Dari coding, indexing, assembling, filing dan ing-ing yang lain (maaf, sudah lupa) semua dihandle oleh sub-bagian ini. Dengan adanya sebuah sistem informasi, seharusnya paling tidak dapat menggantikan fungsi koding pada sub-bagian rekam medis. Sebagian besar rumah sakit di indonesia, masih menggunakan petugas rekam medis ataupun kurir dalam mendistribusikan berkas ke masing-masing pelayanan. Beberapa rumah sakit sudah menggunakan teknologi lift sebagai sarana transportasi berkas ke pelayanan-pelayanan ataupun kembali ke tempat penyimpanan (filing).
2.      Dapat mengurangi pemakaian kertas (paperless). Pemakaian kertas masih belum dapat dihilangkan di Indonesia saat ini, karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan perdagangan kertas Indonesia, Dengan sistem yang terkomputerisasi, pemakaian kertas yang bisa dipangkas antara lain :
·         Lembar-lembar rekam medis yang tidak berhubugan dengan masalah autentikasi atau aspek hukum.
·         Laporan masing-masing unit pelayanan (karena semua laporan sudah terekap oleh sistem).
·         Rekap Laporan (RL) 1 - 6 yang dikirim ke dinas kesehatan.
3.      Dapat berkomunikasi dengan sistem lain pada pelayanan kesehatan lain Web Service, kira-kira orang IT menyebutnya demikian. Aplikasi ini sangat berguna pada kasus rujukan, entah dirujuk ke atas atau ke bawah. Dalam sistem manual, prosedur rujukan adalah dengan mengirimkan kopian lembar resume medis pasien, dan membawa 1 atau 2 perawat yang mengantarkannya. Kesulitan dalam mengaplikasikan sistem ini adalah tidak adanya standard sistem informasi rumah sakit di Indonesia. Masing-masing rumah sakit dengan pe-de nya meluncurkan sistem mereka yang baru dari vendor terkenal, kemudian rumah sakit lain ikut-ikutan launcing sistem dengan vendor yang lain. Tidak adanya komunikasi antar vendor dan tidak adanya kesepakatan penanganan komunikasi antar sistem yang seharusnya ditengahi oleh pemerintah dengan mengeluarkan prosedur standard sistem informasi rumah sakit mengakibatkan hal ini sulit dilaksanakan. Tantangan lain dalam pengaplikasian web service ini adalah masalah security. Saya tidak akan mewacanakan masalah security, karena bahasannya cukup kompleks. Bisa dilihat dari security aplikasi maupun security jaringannya. Dan tentu Anda lebih tahu akan hal ini.
4.      Dapat memberikan pelayanan yang real time, yang dimaksud disini adalah teknologi 3G. Layanan ini mungkin bisa dinomor sekiankan dulu, karena pemanfaatan teknologi 3G masih jarang digunakan di Indonesia, dan masih termasuk teknologi yang mahal. Tidak menutup kemungkinan 5 tahun mendatang 3G sudah meresahkan masyarakat, atau sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup, lebih dari sekedar gaya hidup (biasanya seperti itu).

Hal-hal yang dicakup dalam sebuah sistem informasi rumah sakit antara lain:

a.       Penanganan pendaftaran pasien
b.      Penanganan dan pengolahan data sosial pasien
c.       Penanganan dan pengolahan data medis (diagnosa, tindakan, dan terapi) pasien
d.      Penanganan dan pengolahan data kunjungan pasien
e.       Penanganan pembayaran atas tindakan dan pelayanan (Tunai, Askes atau hutang)
f.       Penanganan pasien dirujuk/ rujukan
g.      Aplikasi Farmasi
h.      Apliksai Gudang Material
i.        Aplikasi Kepegawaian
j.        Keuangan dan accounting rumah sakit
k.      Pelaporan internal (pada pihak management)
l.        Pelaporan eksternal

Desain modul yang terdapat dalam sistem manajemen rumah sakit.

MODUL DALAM SISTEM MANAJEMEN RUMAH SAKIT:
Registrasi Pasien
Rekam Medis
Laboratorium
Rawat Jalan / Poliklinik
Kas dan Bank
Rawat Inap
Hutang Rumah Sakit
Akuntansi General Ledger
Administrasi atau Penata Rekening
Bedah Central
Radiologi dan Elektromedik
UGD
Logistik
Medical Check Up
Piutang Rumah Sakit (asuransi/askes/penjamin)
Apotek / Instalasi Farmasi

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar