A. FUNGSI
Fungsi merupakan relasi yang mempunyai syarat setiap anggota dari daerah definisi (domain) mempunyai pasangan tepat satu anggota dari daerah Hasil (codomain). Diberikan dua himpunan A dan B, relasi biner f dari himpunan A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap elemen di dalam himpunan A mempunyai pasangan tepat satu elemen himpunan B. Apabila f adalah fungsi dari himpunan A ke B maka notasi fungsinya:
f : A → B
Himpunan A disebut daerah definisi(domain) dan himpunan B disebut daerah hasil (codomain). Untuk x ∈ A dan y ∈B maka rumus fungsí 1) dapat dinyatakan sbb:
x → y = f(x)
Terapan Fungsi
ü Formula pengisian nilai dalam bahasa pemrograman dinyatakan dengan assignment Contoh diberikan rumusan fungsi f(x) = x2 +1 , f(x) = x +1 , apabila tidak didefinisikan secara khusus tentang daerah definisi maka daerah definisi dan daerah hasil adalah himpunan Himpunan bilangan riil misal R. Dalam himpunan pasangan terurut fungsi didefinisikan sbb:
f = { (x1, x2}/ x ∈ R }
ü Kode program ( source code). Fungsi yang dispesifikasikan dalam bahasa Pascal:
Function abs(x: integer): integer; Begin
If x < 0 then
abs := -x
else
abs := x;
end;
Contoh:
Relasi f = {(1,a),(2,b),(3,c) }dari himpunan A ke B, {1,2,3} ∈ A dan {a,b,c}∈ B merupa- kan fungsi karena Relasi f memasangkan tepat satu anggota himpunan A dengan anggota himpunan B.
Keterangan :
f(1) = a, f (2) = b dan f (3) = c
dari contoh tersebut himpunan A disebut daerah definisi dan himpunan B seba-gai daerah hasil.
Jenis Fungsi
Ditinjau pada daerah hasil atau bayangan fungsi dibedakan atas fungsi injektif (injective), surjektif (surjective) dan bijeksi (bijection).
· Fungsi injektif (injective)
Fungsi f dikatakan one-to-one atau injektif (injective) apabila a dan b anggota himpunan A maka f(a) ≠ f(b) bilamana a ≠ b untuk f(a) dan f(b) anggota himpunan B.
· Fungsi surjektif (surjective)
Fungsi f dikatakan pada (onto) atau surjektif(surjective) apabila setiap elemen dari himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A.Dengan kata lain seluruh elemen himpunan B merupakan jelajah dari f.
· Fungsi bijeksi (bijection)
Fungsi f dikatakan berkorespodensi satu-satu atau bijeksi(bijection) apabila ia fungsi one-to-one dan surjective.
Fungsi Invers
Apabila f merupakan fungsi berkorespondensi satu-satu dari himpunan A ke himpunan B maka fungsi tersebut mempunyai invers yaitu f -1(y) = x , untuk x ∈ A dan y ∈ B, f -1 merupakan invers dari fungsi f.
Komposisi fungsi
Komposisi dari dua fungsi f dan g dinyatakan f°g, f merupakan fungsi yang memetakan anggota himpunan A ke himpunan B dan fungsi g memetakan anggota himpunan B ke himpunan C. Fungsi dari himpunan A ke himpunan C didefinisikan f° g(x) = f( g(x)), x ∈ A
Beberapa Fungsi Khusus
Beberapa fungsi khusus yang sering digunakan dalam bahasa pemrograman seperti fungsi floor, ceiling, modulo, faktorial, perpangkatan dan logaritmik.
1. Fungsi floor dan ceiling
Fungsi ini diperlukan untuk membulatkan ke bawah dan keatas. Fungsi floor diperlukan untuk membulatkan nilai pecahan kebawah, misalkan x bilangan riil maka bilangan floor dilambangkan ⎣x⎦. Fungsi ceiling diperlukan untuk membulatkan nilai pecahan keatas dan dilambangkan ⎡x⎤.
Contoh:
Nilai fungsi floor seperti :
⎣4.6⎦. = 4 ; ⎣12.7⎦. = 12; ⎣-0.25⎦. = -1
Nilai fungsi ceiling seperti :
⎡4.6⎤.= 5 ; ⎡12.7⎤.=13 ; ⎡-0.25⎤. = 0
2. Fungsi Modulo
Fungsi modulo adalah fungsi dengan operator mod, misalkan b sembarang bilangan bulat dan m bilangan bulat positip maka b mod m emberikan sisa pembagian bilangan bulat apabila b dibagi dengan m .
Contoh 1:
15 mod 4 = 3 ( 3 menyatakan sisa pembagian 15 dibagi 4 )
8 mod 2 = 0 ( 0 menyatakan bahwa 8 habis dibagi 2, tidak ada sisa)
Contoh 2:
Misal f adalah fungsi dari X untuk X ={1, 2, 3 } ke X, yang didefinisikan oleh f(x) = 4x mod 5 tuliskan himpunan pasangan terurut yang terjadi.
x = 1, f(1) = 4 .1 mod 5 = 4
x = 2, f(2) = 4 .2 mod 5 = 3
x = 3, f(3) = 4 .3 mod 5 = 2
3. Fungsi hash
Misalkan dipunyai sel-sel pada memori komputer yang diberi indek dari 0 sampai dengan 10. Akan disimpan dan menyelamatkan bilangan bulat non negatif dalam sel tersebut. Salah satu pendekatan adalah menggunakan fungsi hash ( hash function). Fungsi ini akan mengambil butir data untuk disimpan atau diselamatkan serta mengurutkan untuk diletakkan pada lokasi yang ditentukan. Untuk menyimpan atau mengambil bilangan n pilihan pertama untuk lokasi n mod 11 dengan fungsi hash sebagai berikut: h(n) = n mod 11
4. Fungsi faktorial
Untuk sembarang bilangan bulat non negatif n, faktorial dari n dilambangkan dengan n.
Contoh:
1! = 1
2! = 2.(2-1) = 2
3! = 3. (3-1) (3-2) = 6
dst
n! = n. (n-1) !
Fungsi dan algoritma Rekursif
Prosedur berulang (recursive prosedure) adalah prosedur yang berjalan sendiri sedangkan algoritma rekursif merupakan algoritma yang mengandung presedur rekursif. dibawah ini di berikan ilustrasi bagamana menghitung n! dengan algoritma rekursif lihat contoh berikut:
Input : n, sebuah bilangan bulat lebih besar dari 0
output: n!
prosedure faktorial(n)
if n = 0 then
return(1)
return(n*faktorial(n-1))
end factorial
Maksud algoritma tersebut akan dihitung n! untuk beberapa nilai n yang di inputkan
Apabila n = 0, maka statemen baris 3 menyakan nilai 1,
Apabila n = 1, maka perhitungan berlanjut ke statemen baris 4 (karena n≠0) disini akan dilakukan proses penghitungan (n-1)!.n = 0!.1= 1.1 =1
Apabila n = 1, maka perhitungan berlanjut ke statemen baris 4 (karena n≠0) disini akan dilakukan proses penghitungan nilai 1 ! yaitu (n-1)!.n = 0!.1= 1.1 =1
Apabila n = 2, maka proses perhitungan ke statemen baris 4 (karena n≠0) disini akan dilakukan proses penghitungan 2! yaitu (n-1)!.n = 1!.2 = 1.2 = 2 dst.Proses akan berhenti apabila data yang diinputkan sudah terealisasi,
B. RELASI
Relasi antara himpunan A dan himpunan B didefinisikan sebagai cara pengawanan anggota himpunan A dengan anggota himpunan B ilustrasi grafis dapat dilihat sbb:
Relasi biner
Relasi biner adalah himpunan yang anggotanya berupa pasangan terurut dengan elemen pertama merupakan elemen dari suatu himpunan daerah domain dan elemen ke dua merupakan elemen dari suatu himpunan daerah hasil. Himpunan pasangan terurut diperoleh dari perkalian kartesian (cartesian product) antara dua himpunan. Perkalian kartesian antara himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan terurut (ordered pairs) yang mungkin terbentuk dengan komponen pertama elemen himpunan A dan komponen kedua elemen himpunan B. Secara matematis dinotasikan sbb:
A x B = { (a,b) /a ∈ A dan b ∈ B }
Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A x B, dinyatakan R ⊂ (A x B ). Pasangan elemen dua himpunan A dan B menjadi anggota R yaitu (a,b)∈ R, atau digunakan notasi a R b yang artinya ‘a dihubungkan dengan b oleh R’ atau dibaca ‘elemen a ∈ A berelasi dengan b∈ B’, dan jika (a,b) ∉ R digunakan notasi bRa yang artinya ‘a tidak dihubungkan dengan b oleh relasi R’ atau ‘a tidak berelasi dengan b’. Himpunan A disebut daerah asal (dominan) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.
Contoh 1:
Misalkan P = {Jojon, Timbul, Basuki} adalah himpunan nama mahasiswa, dan Q = {SB221, SB251, SB342} adalah himpunan kode matakuliah di Jurusan sosial budaya. Urutan terakhir pada kode matakuliah bernomer ganjil menyatakan semester ganjil dan kode matakuliah urutan terakhir nomer genap menyatakan semester genap.
Maka perkalian kartesian antara himpunan P dan Q menghasilkan himpunan pasangan terurut yang jumlah anggotanya adalah |P|.|Q| = 3 . 3 = 9 buah. Perkalian tersebut adalah sebagai berikut :
P x Q = {(Jojon, SB221), (Jojon, SB 251), (Jojon, SB342), (Timbul, SB221), (Timbul, SB251), (Timbul, SB342), (Basuki,SB221), (Basuki,SB 251), (Basuki , SB342)}.
Contoh 2:
Jika R adalah relasi yang menyatakan mata kuliah yang diambil oleh maha- siswa pada Semester Ganjil , yaitu :
R = {(Jojon , SB221), ( Jojon,SB251) , (Timbul, SB221), (Timbul, SB251) }
maka
R ∈ (P x Q ), P adalah daerah asal R dan Q adalah daerah hasil R.
Karena (Jojon , SB221) ∈ R maka dapat ditulis Jojon R SB221 artinya nama mahasiswa bernama Jojon mengambil matakuliah dengan kode matakuliah SB221 dan Jojon , SB342 ) ∉ R maka Jojon R SB252, artinya Jojon tidak mengambil matakuliah dengan kode matakuliah SB342.
Representasi relasi
Terdapat beberapa cara untuk menyajikan relasi. Diantaranya disajikan 3 cara yang lazim, yaitu tabel, matriks, graf berarah.
v Representasi Relasi dengan Tabel
Jika relasi direpresentasikan dengan tabel, maka kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil.
Relasi R pada P x Q untuk P = { Jojon, Timbul , Basuki} adalah himpunan nama mahasis wa, dan Q = {SB221, SB251, SB342} himpunan kode matakuliah dapat dinyatakan dengan Tabel berikut:
P | Q |
Jojon | SB251 |
Jojon | SB221 |
Timbul | SB221 |
Timbul | SB251 |
v Representasi Relasi dengan Matriks
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ={ a1, a2, … , am} dan B ={ b1, b2, … , bn}, Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
Dimana elemen matriks yang terletak pada baris ke i dan kolom ke j bernilai 1 apabila ai berelasi dengan bj, dan bernilai 0 apabila ai tidak berelasi dengan bj.
v Representasi Relasi dengan Graf Berarah
Representasi dengan graf berarah (directed graph atau digraph) merupakan representasi relasi secara grafis. Setiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (simpul atau vertex), dan tiap pasangan terurut dinyatakan dengan garis atau busur (arc) yang arahnya ditunjukkan dengan sebuah panah. Dengan kata lain, jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b, simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).
Contoh:
Diketahui R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (d , b),( c, a), (c, d)} merupakan relasi dari himpunan A = { a, b, c, d }. R direpresentasikan dengan:
R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b) }
Pasangan terurut (a,a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang (loop).
Sifat-Sifat Relasi Biner
a. Refleksif (reflexive)
Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a, a) ∈ R untuk setiap a ∈ A
Contoh:
Misalkan A = {1, 2, 3, 4 }, dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka :
(a) R = { (1, 1) , (1, 3) , (2, 1) , (2, 2) , (3, 3) , (4, 2) , (4, 3) , (4, 4) } bersifat refleksif karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2, 2) , (3, 3) , (4, 4).
(b) R = { (1, 1) , (2, 2) , (4, 2) , (4, 3) , (4, 4) } tidak bersifat refleksif karena (3,3) ∈R tetapi (3,3) tidak termuat dalam R.
b. Setangkup (Symmetric)
Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika untuk semua a, b ∈ A, (a, b) ∈R , maka (b, a) ∈ R. Sebaliknya, R disebut tak setangkup (anti sysmmetric) untuk a,b ∈A, jika (a, b) ∈ R dan a ≠ b, maka (b,a) ∉ R
Contoh:
Misalkan A{1, 2, 3, 4} dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka,
(a) R = { (1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) } bersifat setangkup karena setiap (a, b) ∈R maka (b, a)∈ R.pada kejadian tersebut (1,2) dan (2, 1) ∈ R; (2, 4) dan (4, 2) ∈ R begitu juga (1,1),(2, 2) dan (4, 4) ∈ R .
(b) R = { (1, 1) , (2, 3) , (2, 4) , (4, 2) }tidak bersifat setangkup karena (3,2) ∉ R
c. Menghantar (transitive)
Relasi R disebut menghantar bilamana (a, b) ∈R dan (b, c) ∈ R , maka (a, c) ∈R, untuk a, b, c ∈A.
Contoh:
Misalkan A = { 1, 2, 3, 4 }, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka
a. R = {(2, 1), (3, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } bersifat menghantar. Lihat tabel berikut :
Pasangan terbentuk | ||
(a, b) | (b, c) | (a, c) |
(3, 2) | (2, 1) | (3, 1) |
(4, 2) | (2, 1) | (4, 1) |
(4, 3) | (3, 1) | (4, 1) |
(4, 3) | (3, 2) | (4, 2) |
b. R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)}tidak bersifat menghantar karena (2, 4) dan (4, 2)∈ R, tetapi (2, 2) ∉ R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3) ∉ R, tetapi (4, 3) ∈ R.
c. R = { (4, 3) } bersifat menghantar.
Kombinasi Relasi
Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan terurut, maka operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih dan beda setangkup antara dua relasi atau lebih juga berlaku. Hasil operasi tersebut juga berupa relasi . dengan kata lain, jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, maka R1 ∩ R2 , R1∪R2 , R1 - R2 dan R1 ⊕ R2 juga relasi dari A ke B.
Contoh:
Misalkan A = { a, b, c } dan B = { a, b, c, d} . Relasi R1 = { (a, a), (b, b), (c, c)}dan relasi R2 = { (a, a) , (a, b) , (a, c) , (a, d) }adalah relasi dari A ke B . Kita dapat mengkombinasikan kedua buah relasi tersebut untuk memperoleh R1 ∩ R2 = {(a,a)}
R1 ∪ R2 = {(a,a), (b,b), (c,c), (a,b), (a,c), (a,d)}
R1 - R2 = {(b,b), (c,c)}
R2 - R1 = {(a,b), (a,c), (a,d)}
R1 ⊕ R2 = {(b,b), (c,c), (a,b), (a,c), (a,d)}
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2 , maka matriks yang menyatakan gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah
MR1∪ R2 = MR1 ∨ MR2 dan MR1∩R2 = MR1 ∧ MR2
dalam hal ini , operator " ∨ " berarti " atau" , " ∧ " berarti "dan".
Komposisi Relasi
Cara lain mengkombinasikan relasi adalah mengkomposisikan dua buah relasi atau lebih,. komposisi relasi analog dengan komposisi fungsi.
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah relasi dari himpunan B ke C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan R o S, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan sebagai berikut :
R o S = {(a,c) | a ∈ A , c ∈ C,dan untuk beberapa b ∈B, (a, b) ∈R dan (b, c) ∈ S }
Contoh:
Diberikan R = {(1,2), (1,6), (2,4), (3,4), (3,6), (3,8)} adalah relasi dari himpunan {1, 2, 3} ke himpunan {2, 4, 6, 8} dan S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)} adalah relasi dari himpunan {2, 4, 6, 8} ke himpunan {s, t, u}. Maka komposisi relasi R dan S adalah
R o S = { (1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u)}
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2 , maka matriks yang menyatakan komposisi dari kedua relasi tersebut adalah
MR1o R2 = MR21 . MR2
Dalam hal ini operator " . " prosesnya sama seperti pada perkalian matriks biasa, tetapi tanda " . " diganti dengan tanda "∨ " dan tanda tambah " + " diganti dengan "∧".
Aplikasi Relasi
Ø Relasi n-ary dan aplikasinya
Relasi biner hanya menghubungkan antara dua buah himpunan. Relasi yang lebih umum menghubungkan lebih dari dua buah himpunan, relasi tersebut dinamakan relasi n-ary (baca : ener). Jika n = 2, maka relasinya dinamakan relasi biner (bi = 2). Relasi n-ary mempunyai terapan penting di dalam basis data.
Misalkan A1, A2, …. An adalah himpunan. Relasi n-ary R pada himpunan-himpunan tersebut adalah himpunan bagian dari A1 x A2 x …. x An , atau dengan notasi R ⊆ A1 x A2 x …. x An .Himpunan A1, A2, …. An disebut daerah asal relasi dan n disebut derajat.
Ø Seleksi
Operasi seleksi memilih baris tertentu dari suatu tabel yang memenuhi persyaratan tertentu yang diberi notasi σ atau Operator : σ
Contoh:
Misalkan untuk relasi MHS kita ingin menampilkan daftar mahasiswa yang mengambil mata kuliah Matematika Diskrit. Operasi Seleksinya adalah
σ MTK = "Matematika Diskrit" (MhS) yang menghasilkan tupel (13598211, Bela, matematika Diskrit, A ),( 13598425, Safira, Matematika Diskrit, B ).
Ø Proyeksi
Operasi proyeksi memilih kolom tertentu dari suatu tabel. Jika ada beberapa baris yang sama nilainya, maka hanya diambil satu kali. yang diberi notasi π atau Operator : π
Contoh 1: Operasi Proyeksi π Nama, MTk, Nilai (MHS)
Contoh 2: Misalkan A = { a, b, c } dan B = { a, b, c, d}.
Relasi = { (a, a), (b, b), (c, c)}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar